ISU BADAI MATAHARI (2012)
VIVAnews - Banyak masyarakat yang menghubungkan fenomena badai matahari dengan isu kiamat di tahun 2012 yang berasal dari ramalan suku maya. Namun dari hasil pengamatan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), badai matahari tidak secara langsung menghancurkan bumi.
Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lapan Clara Yono Yatini menjelaskan, pengaruh badai matahari terhadap manusia kemungkinan kecil, namun lebih berpengaruh terhadap sistem teknologi seperti satelit karena partikel badai matahari yang meletup mengenai satelit secara langsung.
Sosialisasi badai matahari ini disampaikan dalam seminar Centre for Remote Sensing and Ocean Sciences (Cresos) International Symposium on South East Asia and Pasific Environment Problems and Satelite Remote Sensing di Universitas Udayana, Denpasar, Selasa 9 Maret 2010.
“Matahari ini kan memiliki aktivitas, sehingga memiliki letupan-letupan yang sampai ke bumi, namun tidak besar pengaruhnya terhadap manusia, karena letupan matahari tersebut mengenai satelit yang ada di angkasa,” jelasnya.
Matahari memiliki aktivitas seperti medan magnet, bintik matahari, flare (ledakan matahari), lontaran massa korona, angin surya dan partikel energetic. Lapan memperkirakan puncak aktivitas matahari akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari.
“Matahari memang memiliki siklus untuk mengalami badai matahari setiap 11 tahun sekali, namun tepatnya tidak bisa diprediksikan kapan terjadi badai matahari, tapi bisa diprediksi antara satu hingga tiga hari sebelum terjadi badai matahari,” katanya.
Selain mempengaruhi satelit dan mengganggu sistem teknologi yang di gunakan manusia di bumi, badai matahari juga dapat mempengaruhi perubahan iklim yang memanas dan kemarau panjang, hal tersebut masih dikaji oleh para peneliti. Untuk mengantisipasi gangguan , masyarakat yang berkepentingan dengan teknologi diimbau agar mematikan satelit, listrik, serta segala bentuk teknologi saat terjadi badai matahari nanti.
Laporan : Peni Widarti | Bali
Langganan:
Postingan (Atom)