Sejarah Hipnoterapi by Yulius Eka AGung Seputra,ST,MSi
Hipnoterapi telah ada sejak awal mula peradaban manusia. Fenomena yang kita kenal dengan nama hipnoterapi telah tercatat di berbagai peradaban, di berbagai suku bangsa di muka bumi. Fenomena ini, pada zaman dulu dan juga sekarang, selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan, kekuatan magis, supranatural, dan klenik. Bangsa Mesir dan Yunani kuno mempunyai pusat-pusat mimpi yang berfungsi sebagai tempat untuk berpuasa, berdoa, dan memohon agar mimpi-mimpi mereka dapat diterjemahkan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberikan panduan hidup. Kemungkinan besar, saat mereka berada di pusat mimpi, mimpi yang mereka alami sebetulnya adalah imajinasi yang muncul setelah mereka di-hipnoterapi. Hingga saat ini, para Hindu Healer masih melakukan berbagai variasi teknik penyembuhan yang berasal dari zaman kuno yang menggunakan unsur hipnoterapi. Pada zaman Jengis Khan, para ahli mistik melakukan praktik sugesti kepada banyak orang secara bersamaan untuk menimbulkan efek halusinasi visual dan auditori untuk memperkuat kepercayaan terhadap kekuatan supranatural dan mistik. Dengan sejarah yang sedemikian panjang, khususnya yang berkaitan dengan dunia supranatural dan mistik, maka tidak heran bila orang memiliki pandangan bahwa hipnoterapi mengunakan kekutan gaib.
Franz Anton Mesmer (1735-1815)
Penelitian hipnoterapi secara ilmiah diawali oleh Franz Anton Mesmer. Mesmer adalah seorang dokter di Wina yang menggunakan suatu teknik pengobatan tertentu terhadap pasien jiwa. Teknik ini kemudian dikenal dengan Mesmerisme. Praktik terapi sugesti yang Mesmer lakukan menggunakan apa yang ia namakan sebagai “sifat alamiah magnetisme hewani”. Mesmer beranggapan bahwa pasiennya sembuh karena mendapat transfer magnetisme hewani dari dirinya. Dari berbagai terapi yang dilakukan, Mesmer akhirnya menyimpulkan bahwa semua orang mempunyai magnetisme dengan kadar yang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang mempunyai magnetisme yang lebih kuat, ada yang lebih lemah. Magnetisme seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut Mesmer, magnetisme seseorang dapat ditransfer ke orang lain atau ke benda, seperti kertas, gelas, air, logam, atau objek apa saja. Dengan demikian, tubuh yang sakit dapat disembuhkan dengan transfer magnetisme.
Metoda terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air lalu diisi besi. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak air itu. Jika pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang tali yang menghubungkan satu sama lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir ke tiap tubuh pasien. Kemudian pada saat pengobatan, Mesmer melakukan suatu drama yang dibantu dengan permainan kepulan asap dan cermin. Hal ini membuat pasien yang ada menjadi hanyut dan larut dalam imajinasi, bahkan ada beberapa diantaranya yang menjadi trance dimana tubuhnya bergoncang hebat. Kadang-kadang ada juga yang terhalusinasi oleh drama itu sehingga melihat seolah-olah tangan Mesmer mengeluarkan asap saat Mesmer menggerak-gerakkan tangannya di udara dan mengarahkannya ke bak. Pasien yang trance tadi kemudian disentuh oleh Mesmer dan kemudian dinyatakan telah sembuh. Mesmer menyatakan bahwa dia memiliki kekuatan khusus. Dengan kekuatannya atau kesaktiannya, dia dapat menyalurkan dan mengalirkan magnet ke dalam gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya. Hal ini membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia mendapatkan perlawanan dari dunia medis ortodoks. Ia dipanggil oleh komisi Akademi Kedokteran Perancis yang dikepalai oleh Benjamin Franklin, dimana anggotanya termasuk Dr. Joseph Guillotine dan Antonie Lavoisier, si ahli kimia, atas permintaan King Louis XVI, untuk diselidiki keilmiahan dari metoda Animal Magnetism tersebut. Dari pertemuan itu diisimpulkan oleh lembaga tersebut bahwa Mesmer tidak mengeluarkan kekuatan apapun. Mesmer tidak mengeluarkan apapun dari tangannya. Tanpa magnetisme seperti yang biasa dilakukan Mesmer, pasien dapat juga menjadi trans dan sembuh. Malahan ada juga, seperti yang dilihat oleh Benjamin Franklin, ada seorang pasien yang menyentuh suatu benda, yang katanya telah dialiri energi magnet Mesmer, tidak sembuh sama sekali. Sejak saat itu Mesmer terkucilkan dan pindah ke luar kota dan akhirnya meninggal dengan tenang di Swiss. Tetapi pengikut Mesmer pada saat itu sudah terlanjur banyak. Beberapa orang di antaranya adalah pendeta Katolik bernama Fr. Joseph Gassner, yang melakukan mesmerisme melalui kegiatan ritual.
John Elliotson (1791 -1868
Pakar berpengaruh selanjutnya adalah seorang dokter dari Inggris, John Elliotson. Elliotson adalah seorang asisten dokter di St. Thomas’s Hospital dan profesor di University College di Londan , sekaligus seorang penulis yang sangat produktif. Elliotson mendapat banyak pertentangan karena sikapnya yang “liberal” dan “radikal” terhadap praktik kedokteran pada zamannya.
Meskipun dipandang radikal, Elliotson dikenal sebagai dokter yang cakap. Elliotson tertarik pada mesmerisme sekitar tahun 1817. Sebagai dokter yang terpandang, saat ia memberikan kuliah mengenai mesmerisme, banyak dokter lain yang mendengarkan apa yang ia ajarkan. Dalam praktiknya, Elliotson sangat intensif menggunakan mesmerisme dan sangat berhasil, khususnya dalam pengendalian rasa sakit dan operasi. Sayangnya, dengan ditemukannya zat kimia yang mempunyai efek anestesi yang dapat membuat mati rasa pada organ tubuh, mesmerisme tidak lagi digunakan.
James Esdaille (1808 - 1859)
James Esdaille mendapat pengaruh langsung dari tulisan Elliotson dan menjadi seorang pendukung mesmerisme. Esdaille bertugas di India pada tahun 1845 hingga 1851. Ia berhasil mendorong pemerintah Inggris untuk membangun rumah sakit di Calcutta. Hal itu memberinya peluang untuk melakukan eksperimen mesmerisme. Dalam waktu enam tahun itu, Esdaille menggunakan anestesi hipnosis pada ribuan operasi pembedahan minor dan pada lebih dari 300 operasi besar. Setelah kembali ke Skotlandia, ia melanjutkan risetnya dan tetap berhubungan dengan Elliotson melalui surat menyurat. Pada tahun 1846, nitrous oxide dan ether telah sangat berhasil digunakan dalam pembedahan dan menjadi pilihan dunia kedokteran saat itu. Apa yang dilakukan oleh Esdaille dan Elliotson dianggap menyimpang dari praktik kedokteran yang umum berlaku saat itu.
James Braid (1795 - 1860)
James Braid adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi. Ia adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang produktif dan andal. Ia juga sangat dihormati oleh British Medical Associatian. Pada tahun 1841, ia melakukan pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek yang berada dalam kondisi trance mesmerisme. Setelah pemeriksaan pertama, ia memulai eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja yang ia percaya. Dari hasil penelitian yang ia lakukan, akhirnya hipnoterapi dapat dijelaskan dalam kerangka ilmiah dan diterima sebagai suatu teknik pengobatan oleh dunia kedokteran Inggris. Dengan demikian, Braid dipandang sebagai “Bapak hipnoterapi”.
Dalam penelitiannya, Braid menemukan bahwa pemfokusan pandangan mata (eye fixation) mengakibatkan suatu kondisi kelelahan, misalnya kelapak mata menjadi sangat lelah sehingga tidak bisa dibuka oleh subjek. Ia beranggapan, itu adalah kunci mesmerisme. Setelah melakukan lebih banyak eksperimen, Braid akhirnya mengembangkan teori tentang perhatian mata. Ia meminta subjek untuk menatap berbagai objek dari berbagai posisi, termasuk memandang matanya dan juga api lilin, dan berhasil membawa subjek masuk ke kondisi trance. Pada awalnya, Braid menamakan penemuannya sebagai neurypnology. Neurypnology berasal dari bahasa Yunani yang berarti nervous sleep. Di kemudian hari, ia menggunakan kata neuro-hypnotism yang berasal dan kata Hypnos, yaitu dewa tidur dalam mitologi Yunani. Selanjutnya, demi mempermudah ucapan, ia menghilangkan kata neuro. Penemuannya akhirnya diberi nama hypnotism atau hipnoterapi.
Jean Martin Charchot & Sigmund Frued
Hasil pengembangan hipnoterapi oleh Braid ini menarik perhatian Prof Jean Martin Charcot (1825-1893), seorang neurologist, termasuk Sigmund Freud dan Alfred Binet. Charcot menyatakan bahwa hynosis dapat dihasilkan secara mekanis tanpa sugesti (suatu anggapan yang sangat salah). Sedangkan Freud menyatakan bahwa hipnoterapi hanya dicapai jika pasien mencapai kondis trance yang sangat dalam. Freud, gagal menghipnosis orang normal karena tidak berhasil membangun hubungan yang baik dengan klien pada saat interview (pra-induksi). Akhirnya ia mengatakan bahwa hipnoterapi hanya berhasil untuk orang yang sakit mental dan memiliki efek samping yang membahayakan. Kegagalan-kegagalan Freud dalam meng-hipnoterapi, membuat dirinya meninggalkan hipnoterapi. Seperti kita ketahui saat ini, bahwa hypnotherapy sangat tergantung pada keinginan dan sugestifitas klien. Hal ini tidak diketahui Freud. Akhirnya Freud mengembangkan psikoanalisis sebagai metode terapi menggantikan hipnoterapi.
Milton H. Erickson (1901-1980)
Erickson dipandang sebagai hipnoterapis dan psikoterapis yang paling kreatif dan inovatif. Kehebatan Erickson di dunia praktik psikoterapi setan dengan Freud di dunia teori perilaku manusia. Erickson menjalani hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia alami, mulai dan buta warna, agak tuli, dan dislexia. Ia juga menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada usia 17 dan 51 tahun. Dalam upaya merehabilitasi dirinya, Erickson mengalami berbagai fenomena hipnosis klasik dan mengerti bagaimana memanfaatkan berbagai fenomena itu untuk tujuan terapi.
Sumbangan paling berharga yang dilakukan Erickson pada dunia hipnosis adalah pengembangan teknik sugesti tidak langsung dan non-authoritarian. Dengan cara ini Erickson mampu membuat subjek untuk belajar bagaimana mengalami fenomena hipnosis dan bagaimana menggunakan potensi mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri.
Selama lebih dari lima puluh tahun, Erickson melakukan eksperimen dan terapi dengan menggunakan hipnosis. Semasa hidupnya, ia memberikan seminar dan lokakarya di berbagai belahan dunia.
hipnoterapi Sekarang
Saat ini hipnoterapi telah berkembang pesat dan diaplikasikan dalam banyak bidang mulai dari medis, psikologi, hukum hingga bisnis, setiap orang mempunyai gaya tersendiri dalam mengaplikasikannya. hipnoterapi juga menjadi salah satu yang mendasari ilmu NLP (Neuro Language Program) yang dikembangkan oleh John Grinder dan Richard Blander, dimana mereka juga belajar metoda / patern dari teknik hipnoterapi dari Milton H. Erickson. Saat ini NLP sangat populer khususnya dipergunakan dalam pengembangan diri, motivasi dan pemberdayaan diri manusia. Di kalangan motivator, mereka banyak menerapkan NLP dalam aplikasinya, seperti Anthony Robbins, seorang konsultan pengembangan diri dimana salah satu kliennya adalah ex-Presiden USA-Bill Clinton, sebelum dia menjadi presiden
Posted by ubai Halim at 5:35 AM 0 comments
Mengenal hipnoterapi
Pengertian hipnoterapi & Hipnotist
Banyak orang masih salah dalam mempersepsi kata hipnoterapi dan hipnotis, banyak juga yang salah dalam menggunakan kedua istilah tersebut. Persepsi dan penggunaan yang salah ini muncul tentunya dari pengalaman atau informasi yang didapat dari koran, majalah, acara TV yang menampilkan hipnoterapi, atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami "kejahatan yang menyerupai hipnoterapi".
Kata hipnoterapi, menurut Kamus Encarta memiliki dua makna:
Suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, di mana mereka akan memberikan respons pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis.
Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis.
Para pakar hipnoterapi juga memberikan definisi masing-masing untuk kata hipnoterapi. Beberapa definisi itu, antara lain:
hipnoterapi adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi, hipnoterapi adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak, hipnoterapi adalah seni eksplorasi alam bawah sadar, hipnoterapi adalah kondisi kesadaran yang meningkat, hipnoterapi adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.
Kata hipnotis (english: hypnotist) seharusnya diartikan sebagai orang yang melakukan hipnoterapi atau juru hipnoterapi. Bukan untuk menyebut aktivitas hipnoterapi, seperti yang terjadi pada bahasa sehari-hari masyarakat indonesia.
Oke, mulai sekarang, karena Anda sudah faham dengan istilah hipnoterapi dan hipnotis, maka kita tidak lagi menggunakan kata "hipnotis" untuk menyebut "hipnoterapi" atau sebalikanya.
Sebenarnya hampir setiap hari kita mengalami kondisi yang menganut konsep dasar hipnoterapi, yaitu Anda bekerja dengan pikiran bawah sadar bukan dengan pikiran sadar. Namun kondisi tersebut tidak banyak bermanfaat bagi Anda karena kurangnya pengetahuan Anda akan keadaan tersebut.
Anda pasti pernah nonton film, bukan? Saat adegan film sedang seru-serunya Anda pasti merasa tubuh Anda menjadi tegang, napas berubah, dan jantung Anda berdebar lebih kencang. Mengapa? Bukankah Anda tahu bahwa apa yang sedang Anda tonton bukanlah suatu kejadian nyata? Pikiran sadar Anda tahu bahwa film itu bukan sesuatu yang nyata, namun pikiran saat itu, Anda sangat sadar dengan keberadaan diri Anda yang sedang menonton film. Semua sensasi atau perasaan yang Anda rasakan saat menonton film, misalnya perasaan sedih, gembira, kecewa, marah, jengkel, atau bahagia merupakan hasil kerja pikiran bawah sadar Anda. Saat itu Anda Sebenarnya berada dalam kondisi hipnoterapi.
Lalu, apakah Anda dikendalikan oleh film yang Anda tonton? Tentu tidak! Film itu tidak mengendalikan diri Anda tetapi mengarahkan pikiran Anda dengan alur ceritanya. Inilah yang sebenarnya dimaksud dengan keadaan hipnosis atau trance.
Contoh lain kondisi hipnoterapi dalam keseharian adalah ketika Anda mengemudi motor/mobil ke luar kota melalui jalan yang sepi. Ketika suasana hening karena tidak ada yang diajak berbincang, sering sekali terjadi Anda tidak sadar (tidak ingat) telah melewati puluhan kilo meter, dan tahu-tahu Anda sudah sampai di kota yang Anda tuju. Biasanya kejadian itu disertai dengan tidak direkamnya kejadian-kejadian oleh pikiran sadar yang menyebabkan orang merasa perjalanan keluar kota itu sangat cepat.
Kondisi hipnoterapi atau trance berbeda dengan tidur biasa. Orang dalam hipnoterapi tidak mengalami mimpi, bisa mendengar perintah yang dikatakan oleh hypnotist dan menindak-lanjuti perintah itu, sedangkan orang tidur tidak bisa mendengar apapun dan bermimpi.
Adakah kejahatan yang menggunakan hipnoterapi? Tidak, hipnoterapi yang dikembanhkan oleh para psikiater, psikolog dan pakar-pakar hipnoterapi non-akademik tidak ada hubungannya dengan kejahatan yang sering terjadi di masyarakat. hipnoterapi tidak bisa digunakan untuk kejahatan. Saya tidak membela hipnoterapi, tapi memang begitulah keadaannya. Lalu, apa yang menimpa kawan kita yang uang dan perhiasannya habis diberikan kepada seseorang yang tidak dikenal dalam keadaan tidak sadar? Kejadian semacam itu adalah praktek GENDAM. (sihir)
Kenapa hipnoterapi tidak bisa digunakan untuk kejahatan? Karena semua proses hipnoterapi sebenarnya adalah self-hipnoterapi (meng-hipnoterapi diri sendiri). Bila subjek tidak ingin, tidak bersedia, tidak mengizinkan, atau tidak mau bekerja sama untuk di-hipnoterapi, subjek itu tidak dapat di-hipnoterapi. Jadi, sangat penting bagi seorang juru hipnoterapi untuk mendapat persetujuan dan kerja sama dari subjeknya. Peran juru hipnoterapi hanyalah menghantarkan subjek untuk masuk dalam kondisi trance dengan cara yang disebut induksi.
Anda yang kritis pasti berpikir, "Oh.. di TV seorang juru hipnoterapi mampu menghipnoterapi orang dijalanan dengan sangat mudah, bahkan yang tidak percaya sekalipun tetap bisa kena hipnoterapi" Bukankah mudah pula bila digunakan untuk kejahatan? Yang kita saksikan di TV adalah adegan-adegan yang sudah di-edit untuk kepentingan hiburan. Sebetulnya ada banyak hal (termasuk kegagalan dan proses pre-hipnoterapi yang panjang) yang tidak ditayangkan di layar TV.